Meskipun teknologi baru di bidang pertanian, seperti pupuk, bibit unggul, insektisida dan lain-lain memperluas kesempatan kerja kepada masyarakat tetapi belum juga mampu menyerap pertambahan tenaga kerja, akibat pertumbuhan penduduk melaju dengan cepat. Dengan demikian dapat dimengerti, mengapa arus urbanisasi berjalan terus menerus dan tak mungkin dapat dihindari. Dalam arus urbanisasi yang paling banyak terlibat ialah golongan usia muda, karena secara obyektif mereka mencita-citakan perbaikan hidup di masa mendatang yang panjang dan disertai dengan keberanian mengambil resiko. Menurut catatan sensus 1971, penduduk yang tinggal di desa ada 82,6%, sisanya yakni 17,4% ada di perkotaan .
Konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan akibat bertambahnya jumlah penduduk adalah lahirnya tenaga kerja. Basar kecilnya angkatan kerja sangat tergantung pada tingkat kelahiran dan tingkat kematian. Semakin tinggi tingkat kelahiran dan rendahnya tingkat kematian maka ketersediaan tenaga kerja cenderung meningkat. Masalahnya, sejauh mana kesempatan kerja tersedia untuk menampung tenaga kerja yang melimpah. Apa yang terlihat selama ini, perluasan kesempatan kerja itu berjalan seret, tidak mengimbangi lajunya kenaikan jumlah tenaga kerja sehingga tidak dapat dihindarkan munculnya kaum pengangguran, bila yang sifatnya terbuka maupun yang tersembunyi.
Masalah kesempatan kerja tidak dapat dipisahkan dari pembangunan bidang lain, sehingga dalam pemecahannya harus dikaitkan dengan melihat latar belakang semua bidang lain yang melingkupinya. Oleh karena itu, hambatan perluasan kesempatan kerja ini harus dikaitkan dengan ketimpangan struktur kependudukan dan ekonomi pada masa lampau. Demikian pula untuk masa-masa yang akan datang, diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang situasi masa lampau dan masa kini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar