Selasa, 21 Mei 2013

ANALISA SALAH NALAR


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
            Berpikir adalah obyek material logika. Yang dimaksudkan dengan berpikir di sini ialah kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir manusia mengolah, mengerjakan pengetahuan yang telah diperoleh. Dengan mengolah dan mengerjakan ia dapat memperoleh kebenaran. Pengolahan, pengerjaan ini terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian lain. Oleh karena itu, obyek material logika bukanlah bahan-bahan kimia atau salah satu bahasa.
Akan tetapi, bukan sembarangan berpikir yang diselelidiki dalam logika, melainkan dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan, ketepatan. Oleh karena itu, berpikir lurus, tepat, merupakan obyek formal logika. Kapan suatu pemikiran disebut lurus? Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan dalam logika. Kalau peraturan-peraturan itu ditepati, dapatlah pelbagai kesalahan atau kesesatan dihindarkan. Jadi, kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih mudah dan lebih aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran.
Atas dasar itu, gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut salah nalar. Salah nalar disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya.

1.2    Rumusan Permasalahan
             Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka permasalahan yang menjadi perhatian dalam pembuatan makalah ini adalah, Bagaimana mengatasi kesalahan dalam penalaran dalam berkomunikasi.

1.3 Tujuan Penulisan
          Makalah ini disusun bertujuan untuk menambah ilmu dan pengetahuan mengenai masalah yang diangkat dalam makalah, serta menambah wawasan supaya meminimalkan kesalahan penalaran dalam berkomunikasi.

1.4  Metode Penulisan
           Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan metode literatur yaitu dengan mengkaji buku sebagai acuan yang sesuai dengan pembahasan dan browsing data di internet.

1.5  Sistematika Penulisan
          Sistematika penulisan dalam penyusunan makalah ini, ialah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
          Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II. PEMBAHASAN
Pada bab ini di bahas mengenai definisi salah nalar, macam-macam salah nalar, Salah Nalar dalam Komunikasi
BAB III. PENUTUP
          Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Salah Nalar
            Salah nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Contoh salah nalar :
Emilia, seorang alumni STIE Serelo Lahat, dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, Halimah seorang alumni STIE Serelo Lahat, tentu dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

2.2 Macam-macam Salah Nalar
            Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya, oleh karena itu dalam berkomunikasi perlu kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat. Sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan.
Ada beberapa macam salah nalar, yakni sebagai berikut :
a.    Deduksi yang salah
     Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
     Contoh dari Deduksi yang salah :
-          Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.

b.   Generalisasi Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh Generalisasi Terlalu Luas :
-          Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
-          Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.

c.    Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif :
-          Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
-          Petani harus bersekolah supaya terampil.

d.   Penyebab yang Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh Penyebab yang Salah Nalar :
-          Hendra mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
-          Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.



e.    Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh Analogi yang Salah
-          Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
-          Pada hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai sepeda motor.
-          Rektor harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin divisi.

f.     Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh Argumentasi Bidik Orang :
-          Kusdi kesulitan membuat tugas makalah bahasa Indonesia karena tidak mempunyai materi bahasa Indonesia.
-          Deliana tidak bias menikah lagi karena ia sudah janda.

g.    Meniru-niru yang Sudah Ada
Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
Contoh Meniru-niru yang Sudah Ada :
-          Kita bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
-          Saat Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia Slamet mencotek, karena pada mata kuliah Statistik Fitriawati juga mencontek.  

h.   Penyamarataan Para Ahli
Salah nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan yang sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil kesimpulan.
Contoh Penyamarataan Para Ahli :
-          Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia adalah Diska, Sarjanah Ekonomi.
-          Sarifah pandai membuat kue, ia adalah lulusan SMEA.
         
1.3    Salah Nalar dalam Komunikasi
            Salah satu penyampaian komunikasi adalah berita, baik itu dari media elektronik, ataupun dari media massa. Penyampaian berita yang dsampaikan sering sekali terjadi kesalahan dalam berpikir, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam penalaran/nalar bagi penerima berita.
Kekurangcermatan seseorang atau jurnalis dalam melihat hubungan logis antara satu fakta dengan fakta lain dalam konteks hubungan sebab-akibat, dan kekurangcermatan itu kemudian dituangkan dalam teks berita, bisa menyesatkan “logika” pembaca atau pemirsa. Ketika pembaca atau pemirsa menganggap teks yang dihasilkan jurnalis itu sebagai sebuah kebenaran, maka kesesatan logika pun jadi dianggap benar.
            Fakta berupa pernyataan yang mengandung salah  nalar atau sesat logika memang bisa saja berasal dari narasumber. Bisa saja narasumber sengaja untuk kepentingan tertentu, atau tak sengaja karena sebab tertentu. Namun, bukan berarti jurnalis bisa begitu saja meloloskannya  menjadi fakta dalam teks berita. Bahkan, pada tahap awal, jurnalis  seharusnya langsung mempersoalkan pernyataan yang salah nalar itu kepada narasumber.

Sebagai contoh pernyataan salah nalar muncul di dua media cetak, Kedaulatan Rakyat (24/3/09, hal 24) dan Koran Tempo (25/3/09, hal B3) :
-       Pada Kedaulatan Rakyat, salah nalar muncul di alinea ke-5 berita berjudul Golput Rugikan Proses Demokrasi. Berita ini memuat pernyataan dua pimpinan partai politik tentang golput pada saat keduanya kampanye, yaitu Yusril Ihza Mahendra (Ketua Majelis Syuro Partai Kebangkitan Bangsa) dan MS Kaban (Ketua Umum Partai Bulan Bintang).
Alinea ke-5 berita tersebut, yang hanya terdiri atas tiga kalimat (dua kalimat tak langsung dan satu kalimat langsung berupa kutipan), memuat pernyataan MS Kaban tentang golput. Alinea selanjutnya berisi topik lain yaitu tentang panwaslu. 
Alinea ke-5 ditulis demikian:
Hal senada diungkapkan Ketua Umum PBB, MS Kaban. Menurut Kaban, golput merupakan tindakan orang yang tidak bertanggungjawab. “Sebab kita saat ini sedang mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujarnya.

-       Pada Koran Tempo salah nalar muncul pada berita tentang kelangkaan pupuk. Persoalan salah nalar  mulai di judul hingga di tubuh berita. Judul berita suratkabar ini demikian: Pupuk Langka karena Petani Belum Ikut Kelompok Tani.
Pada lead (memimpin), salah nalar di judul dipertegas.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah Aris Budiono menyatakan kelangkaan atau kesulitan petani dalam memperoleh pupuk pada musim tanam kedua tahun ini disebabkan masih banyak petani yang belum masuk kelompok tani.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Dengan kemajuan zaman era globalisasi kita dituntut untuk lebih cermat dan selalu efisien dalam menghadapi tantangan suatu problematika kehidupan, kecermatan salah satunya dapat kita peroleh pada komunikasi yang baik.
Untuk itu dalam berkomunikasi kita hendaklah menggunakan kata-kata atau kalimat yang mudah di mengerti oleh orang lain, sehingga tidak mengalami kesalahan nalar dalam berkomunikasi.

3.2 Saran
            Komunikasi yang baik haruslah didukung dengan kecermatan dalam mengolah kata-kata atau kalimat, dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kesalahan dalam penyampaian informasi atau berita dapat terminimalisasikan kesalahan nalar bagi pembaca atau penerima berita.



 
Lampiran istilah dalam bahasa Indonesia :
Silogisme
:
cara berpikir atau menarik simpulan yg terdiri atas premis umum,premis khusus, dan simpulan.
Premis
:
kalimat atau proposisi yg dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dalam logika.
Generalisasi
:
perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana dari pada yang sebenarnya.
Alternatif
:
pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan.
Analogi
:
persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan; kiasan




DAFTAR PUSTAKA


Cermat Berbahasa Indonesia
Kamus Praktis Bahasa Indonesia, A.A Waskito
http://www.lp3y.org/index.php?pilih=lihat&id=114
http://fieterpappersalahnalar.blogspot.com/

PENALARAN INDUKTIF


Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan atas logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa logam jika dipanaskan akan bertambah panjang. Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme.
contoh penalaran induktif adalah :kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata:. setiap hewan punya matapenalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.

Selanjutnya pengertian penalaran induktif menurut Tim Balai Pustaka (dalam Shofiah, 2007 :14) istilah penalaran mengandung tiga pengertian, diantaranya :
1.      Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2.      Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
3.      Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.

Contohnya dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:
Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)
Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
Untuk membedakan preposisi umum seperti:
Semua es dingin.
Semua bola biliar bergerak ketika didorong tongkat.

Induksi kuat:
Semua burung gagak yang kulihat berwarna hitam.
Induksi lemah:
Aku selalu menggantung gambar dengan paku.
Banyak denda mengebut diberikan pada remaja.

Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.

Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.

Jenis – jenis penalaran induktif yaitu :
1.      Generalisasi yaitu proses penalaran dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
Contoh :
Hasil UTS mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 3EA06 telah keluar. Ternyata dari 40 mahasiswa hanya 10 orang yang mendapat nilai 90. Setengahnya mendapat nilai antara 80 – 65 dan tidak ada seorang pun yang mendapat nilai di bawah 65. Itu berarti dapat disimpulkan bahwa mahasiswa kelas 3EA06 cukup pintar dalam mengerjakan soal Bahasa Indonesia.
Macam – macam generalisasi :
a.       Generalisasi sempurna yaitu generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan penyelidikan. Contoh : sensus penduduk
b.       Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Generalisasi ini dapat menghasilkan kebenaran bila melalui pengujian yang benar.
2.      Analogi yaitu cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang memilki sifat yang sama.


Contoh :
Danih adalah seorang altlet lari kebanggaan Indonesia. Setiap hari dia selalu berlatih keras untuk meningkatkan kemampuan berlarinya. Demikian juga dengan Sandy, dia merupakan seorang polisi yang memerlukan fisik yang kuat untuk menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum. Keduanya membutuhkan mental dan fisik yang kuat untuk bertanding atau mambantu masyarakat melawan kejahatan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan polisi harus memilki mental dan fisik yang kuat dengan cara selalu berlatih.

3.      Hubungan kausal yaitu penalaran yang diperoleh dari gejala – gejala yang saling berhubungan.
Contoh :
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan emas memuai
Macam – macam hubungan kausal :
a.       Sebab – akibat
Contoh :
Sejumlah pengusaha angkutan di Bantul terpaksa gulung tikar karena pendapatan yang mereka peroleh tidak bisa menutup biaya operasional. Minimnya pendapatan karena sebagian besar penumpang membayar ongkos dibawah ketentuan tarif yang sudah ditetapkan, akibat ketidakmampuan ekonomi. (Sumber : Kompas, 10 Mei 2008).
b.      Akibat –sebab
Contoh :
Andi mendapat nilai yang memuaskan pada ujian semester kenaikan kelas. Dia mendapat rangking pertama di kelasnya. Hasil yang diperoleh Andi ini dia dapatkan karena belajar yang sangat tekun setiap harinya.
c.       Akibat – akibat
Contoh :
Kemarin Lusi mengalami kecelakaan akibat menabrak pembatas jalan. Akibat dari kecelakaan tersebut dia mengalami patah kaki dan harus dirawat di rumah sakit.



Sumber :  
http://pratiwi-19.blogspot.com/2012/03/penalaran-induktif_683.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/definisi-penalaran-induktif-dan-contohnya/
http://bachtiarseptiadi.blogspot.com/2012/12/penalaran-induktif.html