I.
IP
ADDRESS
Suatu
identitas numerik yang dilabelkan kepada suatu alat seperti komputer, router
atau printer yang terdapat dalam suatu jaringan komputer yang menggunakan
internet protocol sebagai sarana komunikasi. IP address memiliki fungsi sebagai alat identifikasi
host atau antarmuka pada jaringan.
Kelas IP terdiri dari 5 jenis, agar mudah mengingatnya maka akan lebih cepat
diingat menggunakan representasi decimal. Sebagai berikut :
Kelas Alamat IP
|
Digunakan oleh
|
||
Kelas A
|
1–126
|
0xxx xxxx
|
|
Kelas B
|
128–191
|
10xx xxxx
|
|
Kelas C
|
192–223
|
110x xxxx
|
Alamat unicast untuk jaringan skala kecil
|
Kelas D
|
224–239
|
1110 xxxx
|
Alamat multicast (bukan alamat unicast)
|
Kelas E
|
240–255
|
1111 xxxx
|
Direservasikan;umumnya digunakan
sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)
|
A. KELAS IP A
Alamat-alamat kelas A
diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat
IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol).
Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network
identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host
identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan
16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan,
karena digunakan untuk mekanisme Interprocess
Communication (IPC) di dalam mesin yang
bersangkutan.
B.
KELAS IP B
Alamat-alamat kelas B
dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama
di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk
melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network
identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host
identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk
setiap network-nya.
C.
KELAS
IP C
Alamat IP kelas C digunakan
untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat
kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk
melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network
identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan
merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan
pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.
D. KELAS IP D
Alamat IP kelas D disediakan
hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan
tiga kelas di atas. Empat bit pertama
di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28bit sisanya digunakan sebagai alamat yang
dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini,
lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.
E.
KELAS
IP E
Alamat IP kelas E disediakan
sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan
dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset
kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan
sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
II.
MENGHITUNG IP
A. HOST ID
Bagian dari IP Address yang
digunakan untuk menunjukkan workstation, server, router dan semua host TCP/IP
lainnya dalam jaringan tersebut. Alam satu jaringan, host ID ini harus unik
(tidak boleh ada yang sama).
B. NETWORK ID
Bagian
dari IP Address yang digunakan untuk menunjukkan nomor jaringan tempat komputer
ini berada (identitas segmen).
Contoh
:
Sebuah segmen dengan IP range 192.168.0.0 –
192.168.0.255
netmask
255.255.255.0 maka Net-ID nya adalah 192.168.0.0.
Sebuah jaringan dengan IP range 192.168.5.16 – 192.168.5.31/28 maka Net-ID nya adalah 192.168.5.16N
Sebuah jaringan dengan IP range 192.168.5.16 – 192.168.5.31/28 maka Net-ID nya adalah 192.168.5.16N
Note : Net-ID adalah IP pertama dari sebuah segmen.
Dalam implementasinya IP ini tidak dapat digunakan pada sebuah host.
C. NETMASK
Angka binner 32 bit yang digunakan
untuk membedakan Net-ID dan Host-ID menunjukkan letak suatu host, apakah berada
di jaringan lokal atau jaringan luar dan untuk menentukan banyaknya jaringan yang dapat
dicakup.
Kelas A :
11111111.00000000.00000000.00000000 = 255.0.0.0
Kelas B :
11111111.11111111.00000000.00000000 = 255.255.0.0
Kelas C :
11111111.11111111.11111111.00000000 = 255.255.255.0
Contoh:
sebuah segmen dengan IP range 192.168.0.0 – 192.168.0.255 maka Netmask nya adalah : 255.255.255.0.
sebuah segmen dengan IP range 192.168.0.0 – 192.168.0.255 maka Netmask nya adalah : 255.255.255.0.
D. BROADCAST
Broadcast
yang juga dikenal sebagai metode transmisi one to all ( satu kesemua). Walaupun
broadcast cenderung membuang resource, beberapa protocol seperti ARP,
bergantung kepadanya. Dengan demikian, terjadinya beberapa traffic broadcast
tidak dapat dihindari. Pada jaringan Ethernet, broadcast dikirim ke alamat
tujuan broadcast dikirim ke alamat tujuan khusus, yaitu, FF-FF-FF-FF-FF-FF-FF.
Broadcast ini harus diproses oleh a host yang berada dalam broadcast domain
yang ditentukan.
Broadcast,
pada jaringan komputer, merupakan jenis paket yang berasal dari satu titik, dan
memiliki tujuan ke semua titik lain yang ada di jaringan. Biasanya jenis paket
broadcast akan dikirimkan untuk menyatakan suatu ‘keberadaan’ sebuah layanan,
atau pencarian sebuah titik pada jaringan. Contoh nyata dari paket broadcast
ini adalah paket-paket NETBIOS yang dikirimkan oleh Windows setiap periode
tertentu, yang berisikan nama komputer dan workgroup di mana komputer tersebut
berada. Itulah sebabnya, kita bisa mendapatkan banyak informasi tentang apa
saja komputer yang ada di jaringan kita pada Network Neighbourhood atau My
Network Places.
E. MULTICAST
Alamat
yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam
sebuah intranet yang memiliki alamat
multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana
terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas
jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat
multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu
sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi.
III.
A. IP
PUBLIC
IP yang bisa diakses langsung oleh internet. Analoginya IP
Public itu seperti kamu punya nomer telepon rumah atau nomer HP yang bisa
ditelepon langsung oleh semua orang. alamat-alamat ini telah ditetapkan oleh
InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik
(artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika jaringan
tersebut telah terhubung ke Internet.
B. IP PRIVAT
IP yang biasanya digunakan dalam jaringan yang tidak
terhubung ke internet atau bisa juga terhubung ke internet tapi melalui NAT.
Analoginya IP private itu telepon lokal dalam kantor/hotel yang bisa buat
telepon-teleponan gratis dalam satu gedung. Nah kalo ada orang yang mau telepon
harus lewat operator dolo (NAT) karena nomer telepon publicnya cuma satu
(hunting). untuk gambarnya bisa melihat gambar dibawah ini.
192.168.xxx.xxx adalah IP Private sedangkan 125.126.0.1
adalah IP Public yang dalam analogi kita tadi sebagai NAT
IV.
A. IP DYNAMIC
IPnya bisa berubah-ubah. Biasa menggunakan DHCP server. Di
setting komputer kamu biasa pake setting automatic. Untuk beberapa ISP sering
menggunakan metode ini jadi IP yang kita dapat sering berubah-ubah.
B. IP STATIC
IP
Static IP yang diberikan atau ip yang kita dapat itu secara manual. Artinya
kita akan diberi ip address dan mensettingnya secara manual. Misalnya kita isi
ip address di settingan pc kita. Sistem seperti ini biasanya digunakan oleh
SERVER atau Comercial Leased Line, tujuannya agar server dapat dijangkau dengan
IP yang sama. Tapi biasanya ISP tidak memberlakukan sistem ini.
V.
DHCP
DHCP (Dynamic Host Configuration
Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasianalamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus
memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal,
maka semua komputer yang tersambung di jaringan
akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP.
Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP,
seperti default gateway dan DNS server.
Cara Kerja
Karena DHCP merupakan sebuah protokol
yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat,
yakni DHCP Server dan DHCP Client.
DHCP server merupakan sebuah
mesin yang menjalankan layanan yang dapat “menyewakan” alamat IP dan informasi
TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi
jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linuxmemiliki layanan seperti ini.
DHCP client merupakan mesin
klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka
untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi
klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atauGNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti
ini.
DHCP server umumnya memiliki
sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang
disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP
dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa
hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan
meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau
memperpanjangnya.
DHCP Client akan mencoba untuk
mendapatkan “penyewaan” alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat
langkah berikut:
DHCPDISCOVER: DHCP client akan
menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
DHCPOFFER: Setelah DHCP Server
mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah
alamat kepada DHCP client.
DHCPREQUEST: Client meminta DCHP
server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam
DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
DHCPACK: DHCP server akan merespons
permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan
konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan
memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai
proses binding dengan tumpukan
protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai
komunikasi jaringan.
Empat tahap di atas hanya berlaku
bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta
alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang
dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih
cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang
terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah
jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam
sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP
server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara
dua DHCP servertersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat
yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat
dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik
kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki
alamat IP yang statis.
DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat
IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat
dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan
konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka
waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga
hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian
disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP
yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang
dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi
DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.
DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu
penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server.
Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang
administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows
NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke
atas dapat menggunakan Microsoft
Management Console [MMC]). DHCP
Lease juga sering disebut sebagai Reservation.
DHCP Options
DHCP Options adalah tambahan
pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah
klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak
sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa
agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan
oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua
klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam
jaringan.
Dalam jaringan berbasis Windows NT, terdapat beberapa DHCP Option yang sering digunakan, yang
dapat disusun dalam tabel berikut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar