Nasionalisme adalah
satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam
bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas
bersama untuk sekelompok manusia. Para nasionalis menganggap negara adalah
berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy).
Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat
liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak
rakyat, atau gabungan kedua teori itu. Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah
masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia
mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ.
Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk
mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri.
Dari sinilah cikal
bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan
inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak
menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari
serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan
ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan,
seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan
penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional
sosialisme, pengasingan dan sebagainya.
Pemuda Indonesia adalah
masa depan bangsa. Entah mereka masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa,
ataupun yang sudah bekerja. Mereka merupakan aktor penting yang diandalkan
untuk mewujudkan cita-cita dan pencerahan kehidupan bangsa kita di masa depan. Indonesia
telah meletakkan dasar-dasar dan tujuan kebangsaan sebagaimana termaktub dalam
pembukaan UUD 1945.
Para pemuda terdahulu
berjuang untuk kemerdekaan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Namun permasalahan
bangsa yang semakin kompleks tentunya menbutuhkan energy yang cukup besar untuk
menyelesaikannya. Dan pemuda tentunya merupakan sosok tepat yang mempunyai
banyak energi untuk melaksanakan tugas tersebut. Maka mereka perlu diberi
kesempatan untuk menjadi pemimpin. Masalah kepemimpinan bukan masalah umur tua
atau muda, tetapi masalah kapabilitas yang dimilik oleh pemimpin tersebut.
Apabila berkaca pada
sejarah, proklamasi bangsa ini terjadi juga karena pemuda dengan segala
idealismenya. Mereka bersihkukuh untuk segera lepas dari belenggu penjajah.
Runtuhnya tirani orde baru juga tidak lepas dari peran pemuda sebagai mesin
penggerak, ketika melihat berbagai ketidakadilan di masyarakat. Pemuda memang
merupakan sebuah simbol idealisme dalam sejarah bangsa dari waktu ke waktu.
Melihat hal tersebut tentunya pemuda memiliki nilai-nilai yang lebih untuk
memimpin bangsa ini.
Bangsa ini sudah cukup
lelah mendengar dan malu melihat moral pemimpin bangsa yang ada di ambang batas
kritis. Jadi, sudah saatnya pemuda membuktikan idealismenya dengan menjadi
pemimpin bangsa ini. Pemimpin muda tentunya akan membawa harapan baru bagi
rakyat, dan membawa angin segar di kancah kepemimpinan masa depan. Sudah
seharusnya semua kalangan memberikan kesempatan dan apresiasi terhadap para
pemuda untuk menjadi pemimpin yang produktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar